Senin, 17 Maret 2014

Teknik Sea Survival

Sea Survival adalah kemampuan seseorang untuk bertahan hidup dimana nyawa dalam keadaan terancam, sebelumnya atau selama
dan setelah meninggalkan perairan lepas pantai, berkaitan dengan bahaya dari lingkungannya.
Hazards (ancaman bahaya) ketika berada di kapal adalah:
-Tenggelam
-Tabrakan
-Terbakar
-Cuaca buruk (bad weather)
Metoda survival apapun yg dipakai di laut 
Ada 3 hal penting yang diperlukan ketika situasi survival, yakni:
  1. Equipment (peralatan); life jacket, first aid dsb
  2. Knowledge (pengetahuan); pengetahuan tentang sea survival
  3. The Will (kemauan); kemauan untuk hidup telah terbukti dapat mengatasi hal yg tidak mungkin. Kemauan untuk belajar tentang peralatan survival dan penggunaannya dapat menambah rasa percaya diri sehingga dapat bertindak dengan benar dalam keadaan nyawa terancam bahaya di tengah laut.

Data statistik menunjukkan 30% orang-orang yang berusaha menyelamatkan diri ke air dari kecelakaan di laut membuktikan bahwa umumnya meninggal setelah 3 jam bertahan/berjuang untuk hidup(survive).
Jadi kesimpulannya, jika di kapal ada 6 angler, 2 abk dan 1 kapten berarti 3 orang tidak bisa diselamatkan meskipun sudah 3 jam mencoba bertahan untuk hidup.
Walaupun perairan kita tergolong tropis namun banyak orang yang tidak tahan dinginnya air bila terendam terlalu lama. (suhu air laut indonesia berkisar 26-29 derajat C)
Survive di Perairan Dingin
Perairan dingin dikategorikan bersuhu kurang dari 21 derajat C. Masa musim angin barat, perairan indonesia cenderung lebih dingin terutama di malam hari.
Namun suhu air bukan faktor utama yang menentukan waktu survival, sejumlah faktor lainnya juga memegang peranan penting seperti equipment (peralatan), self confidence (percaya diri), pakaian yang dikenakan dan kondisi cuaca..
Berendam di air dingin dapat mengurangi kemampuan bernapas secara normal, akibat lain bisa menyebabkan hyperventilasi dan lebih parah lagi terkena penyakit jantung.. Namun dari semua itu yang paling berbahaya adalah efek dinginnya air.
Cairan dengan suhu kurang dari 37 derajat C dapat mendinginkan tubuh.. Dan tubuh manusia akan berusaha mempertahankan suhu tubuh rata-rata 37 derajat C.
Setiap perubahan/pengurangan suhu tubuh akan berdampak tubuh menggigil yang mengindikasikan bahwa tubuh berusaha meningkatkan panas tubuh dan meningkatkan aliran darah..
Dalam suhu air kurang dari 27 derajat C, sebagian orang akan banyak kehilangan panas tubuh dibandingkan panas tubuh yang diproduksi.. Konsekuensinya, suhu tubuh akan terus menurun selagi mereka masih berada dalam air.
Perlu diketahui bahwa penurunan suhu tubuh manusia di air 25X lebih cepat dibandingkan penurunan suhu ketika berada di udara terbuka.
Jika suhu tubuh menurun lebih dari 35 derajat, beberapa tanda dan gejala-gejala akan timbul.berupa:
  • Aspek Fisiologis, misal: 
  1. Sakit pada kulit karena air dingin.
  2. Nafas berlebihan (hyperventilasi), 
  3. Naiknya tekanan darah dan kram.
  4. Kemungkinan serangan jantung yang tiba-tiba.
  5. Terminumnya air dingin yang dapat mengakibatkan bengkaknya tenggorokan (larynx), Sehingga berakibat sesak napas.

Efek2 diatas biasa disebut dengan ”Kaget Air Dingin” dan banyak menimbulkan kematian di perairan dingin.
-Hypothermia, adalah kondisi yang dapat mengancam nyawa dimana tubuh gagal mempertahankan suhu normal tubuh dan terjadinya penurunan suhu tubuh di bawah 35 derajat C. Dampak terhadap hypothermia pada setiap penurunan suhu tubuh diantaranya:
Tubuh menggigil, denyut nadi lambat dan tidak teratur, indra perasa mati rasa, halusinasi, kesadaran tubuh berkurang dan susah berdiri. Bahkan pada tahap penurunan suhu tubuh ke 23 derajat C, jantung dapat berhenti berdenyut dan mengakibatkan kematian.
Waktu survival bervariasi tergantung dari suhu perairan dan faktor2 individu yang dilakukannya untuk meningkatkan peluangnya dan juga kesempatan untuk dapat diselamatkan.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan waktu survival diantaranya:
-Kondisi fisik, orang yang sehat lebih dapat bertahan lama di air daripada yang sakit/cedera.
-Berat badan, tubuh besar/berat badan lebih cenderung dapat survive lebih lama dibandingkan yang berbadan kecil/kurus.
-Pakaian, kenakan sebanyak mungkin pakaian dan jangan pernah membuangnya ke air.
-Posisi tubuh, bagian tubuh tertentu ditutupi dari kehilangan panas tubuh yang berlebihan. Dengan melakukan HELP posisi dan HUDDLE posisi dapat meningkatkan waktu survival.
-Penggunaan alat bantu apung (life jacket), dengan alat bantu apung badan mengambang di permukaan sehingga menghemat tenaga. Melakukan gerakan berenang yang tidak perlu akan berdampak pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga menyebabkan kehilangan panas tubuh lebih cepat. Life Jacket Tipe-1 juga akan membantu para survivor yang pingsan tetap telentang sehingga bisa tetap bernapas.
Dari uraian singkat di atas, dapatlah kita ketahui bahwa kebutuhan Life jacket adalah baru kebutuhan mimimal untuk survive di laut jika terjadi kecelakaan laut. Tetapi masih ada bahaya2 lain yang dapat mengancam nyawa seperti kurangnya pengetahuan dasar terhadap sea survival meliputi:
-cara pakai dan tahu fungsinya Life Jacket.
-pengetahuan terhadap bahaya hypothermia dan cara mengatasinya.
-pengenalan terhadap bahaya predator laut dan cara pencegahannya.
-equipment pendukung seperti life ring, first aid dan lain lain.
Demikian pengetahuan singkat tentang sea survival, semoga bisa lebih mengetahui akan hazard di laut . Tentu saja ini masih sangat kurang detail, untuk lebih mendalami sea survival diharapkan kita mencoba menggali lebih banyak melalui googling di internet atau mengikuti training2 singkat jika memang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar